Akibat Corona Liga Malaysia Ingin Potong Gaji Pemain
Mar 20, 2020 12:15:35 GMT 7
Post by beritabola on Mar 20, 2020 12:15:35 GMT 7
Berita bola terbaru hari ini, Jumat 20 Maret 2020 datang dari Liga Malaysia. Virus Corona kian menyebar membuat sepak bola semakin terdesak. Salah satunya sepak bola negara tetangga Malaysia yang kini meliburkan kompetisi Liga Malaysia. Akibatnya saat ini pelatih dan pemain dibuat galau karena permasalahan gaji mereka yang terancam dipotong.
Liga Malaysia berencana membuat pemotongan gaji para pemain dan pelatih karena jadwal pertandingan dihentikan. Namun tentu rencana ini mengundang banyak pro dan kontra antara para petingi klub yang berkompetisi di Liga Malaysia.
Mereka tidak setuju dengan pemotongan gaji yang disebut hingga 25 persen. Alasanya karena kompetisi tidak berakhir totap namun hanya dilakukan penundaan hingga batas yang ditentukan. Usulan pemotongan gaji 25 persen disuarakan oleh wakil klub UiTM, Mohd Sadek Mustafa.
Berdasarkan tim-tim yang merasa dirugikan karena virus corona ini. Pertandingan yang dihentikan tidak lagi dapat menjadi pundi2 uang untuk klub. Lantaran selama ini tim-tim Malaysia bergantung kepada pemasukan tiket para penontonm.
Selanjutnya Presiden Persatuan Pelatih Sepak Bola Malaysia, B Sathianathan, menyebut kalau usulan itu sama sekali tak masuk akal. Tim harus tetap memberikan hak kepada para pemain dan staff yang bertugas. Sesuai dengan kesepatan bersama saat kontrak dimulai, dirinya juga mengatakan klub tak perlu khawatir karena sebenarnya liga hanya ditangguhkan bukan dihentikan saat ini.
“Saya rasa bukan ide yang bagus kalau gaji perlu dipotong karea tak ada pertandingan. Memang, saat ini tak ada pertandingan, tetapi jumlah laga tetap 22,” ungkap Sathianathan dikutip dari berita bola terbaru hari ini Malaysia.
Lebih lanjut, Sathianathan mengatakan kalau dirinya percaya dengan terobosan yan akan dibuat FAM.; Dirinya pun setuju kalau saat ini kompetisi dihentikan dulu sementara waktu demi mengutamakan kesehatan para pemain dan staff.
Dirinya menegaskan kalau klub harus punya dana kas cadangan sendiri. “Lagi pula tak masuk akal kalau tim hanya bergantung kepada pemasukan tiket. Karena berdasarkan program ekonomi Liga Malaysia musim ini, tim harusnya punya dana cadangan untuk mengurus skuatnya,” tutur Sathianathan.
Disisi lain Liga 1 Indonesia juga sedang galau karena mereka hawatir penundaan Liga 1. Mereka khawatir kalau penundaan ini akan membuat para sponsor keberatan dengan tidak adanya pertandingan. Dimana sponsor ingin tampil garang di kompetisi Liga 1 musim ini.
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, yang menyebut kalau sejauh ini belum ada sponsor yang mengeluhkan kondisi itu, namun dirinya tidak dapat menebak sampai kapan kesabaran para sponsor menunggu Liga 1 dimulai lagi.
“Sejauh ini, yang saya tahu belum ada pihak sponsor yang mengeluh tentang hal ini. Harapan kami ada pengertian dari para sponsor,” ujar Ruddy dikutip dari Wearemania.
Dirinya pun berharap para sponsor Liga 1 dapat mengerti dengan situasi Indonesia saat ini. “Harapannya tidak ada protes dari pihak sponsor, harus saling pengertian. Semua tahu ini ibaratnya pageblug (bencana). Diliburkannya kompetisi ini jadi ujian bersama, karena bukan cuma di Indonesia, hampir di semua negara kompetisinya juga diliburkan,” tandas dia.
sumber : Football5star